Adab-Adab Tidur
Pertama: Berwudhu terlebih dahulu sebelum tidur.
Dari Al-Bara’ bin
‘Aazib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ
لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ
“Jika kamu mendatangi
tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada
sisi kanan badanmu.” (HR. Bukhari, no. 247 dan Muslim, no. 2710)
Kedua: Berbaring pada sisi kanan,
lalu berdoa.
Dari Al-Bara’ bin
‘Aazib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam akan tidur, Beliau berbaring pada sisi kanan, lalu
membaca doa:
اَللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ
أَمْرِيْ إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِيَ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ
إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ
إِلاَّ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِيْ
أَرْسَلْتَ
[Artinya: “Ya
Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku
menghadapkan wajahku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena
senang (mendapatkan rahmatMu) dan takut pada (siksaanMu, bila melakukan
kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)Mu,
kecuali kepadaMu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan
(kebenaran) NabiMu yang telah Engkau utus.” Apabila Engkau meninggal dunia (di
waktu tidur), maka kamu akan meninggal dunia dengan memegang fitrah (agama
Islam)].” (HR. Bukhari,
no. 6313; Muslim, no. 2710)
Ketiga: Membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan
An-Naas dengan cara khusus berikut
Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu
‘anha berkata:
كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ
جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا
عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ
“Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau
mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup
dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil
falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas).
Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang
mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau
melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari, no. 5017)
Keempat: Membaca ayat kursi sebelum tidur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata:
وَكَّلَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –
بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِى آتٍ ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ
، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه
وسلم – . فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ
آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلاَ
يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم
– « صَدَقَكَ وَهْوَ كَذُوبٌ ، ذَاكَ شَيْطَانٌ »
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugaskan aku
menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan
namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan
kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya
orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di
atas tempat tidurmu, bacalah Ayat Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga
oleh Allah Ta’ala dan setan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi.” Maka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Benar apa yang
dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu setan.” (HR. Bukhari, no. 3275)
Sumber: Group wa Abatha.id Ikhwan
No comments:
Post a Comment