30 December 2018

Al-Birru Wa Ashshilah (Kebaikan Dan Silaturahim) Hadits 01: Keutamaan Silaturahmi


Pembahasan 21 
Bab 02: Al-Birru Wa Ashshilah (Kebaikan Dan Silaturahim)
Hadits 01: Keutamaan Silaturahmi

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala, kita memasuk pada Bab Al-Al-Birr wa Ash-Shilah yaitu bab tentang berbuat kebaikan dan menyambung silaturahmi, masih pembahasan dari Kitabul Jami' dari Kitab Bulughul Maram.

Kita masuk pada hadits yang pertama:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رسول الله صلى الله عليه و سلم: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (أخرجه البخاري)
Dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu Ta'ala 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rizki dan suka dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia menjalin silaturahmi." (HR. Bukhari)

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala,

Hadits ini merupakan salah satu hadits yang agung yang memotifasi kita untuk menyambung silaturahmi.

Sesungguhnya, ada sebagian amal shalih yang Allāh tidak hanya memberikan ganjaran di akhirat tetapi juga ganjaran duniawi, contoh seperti menyambung silarurahim.

Ganjaran di dunia yang Allah siapkan bagi orang yang menyambung silaturahmi dalam hadits ini yaitu dilapangkan rizikinya dan dipanjangkan umurnya.

Bahkan Rasulullah shallalahu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Siapa yang suka untuk dilapangkan rizkinya dan untuk dipanjangkan umurnya maka hendaknya dia menyambung silaturahmi."

Ini adalah motifasi dari Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam yaitu Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam memotivasi kita untuk silatirahmi dengan mengiming-imingi ganjaran duniawi.

Oleh karenanya pendapat yang rajih di antara pendapat para ulama bahwasanya:

- Barang siapa yang beramal shalih ikhlash karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, namun selain dia ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala (artinya tidak mengharap pujian manusia, tidak riya', bukan ingin disanjung, semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta'ala semata) namun dalam niatnya disertai dengan ingin mendapatkan ganjaran duniawi yang diizinkan oleh syari'at (seperti dalam hal ini) maka maka hal itu tidak mengapa.

Karena Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam sendiri yang mengiming-imingi dengan mengatakan: "Barang siapa yang mau/suka"

Mahabbah berkaitan dengan niat, yaitu seakan-akan Allah mengatakan: "Barangsiapa yang suka/berniat ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah silaturahim.

Maka boleh jika seseorang menyambung silaturahmi dengan niat karena Allah Subhanahu wa Ta'ala sekaligus juga ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya.

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala,

Makna dari "dilapangkan rizki dan dipanjangkan umur", secara umum ada 2 pendapat di kalangan para ulama.
- Pendapat Pertama.
Maksudnya adalah makna majasi/kiasan.
Karena rizki & umur sudah tercatat dan tidak mungkin di ubah-ubah lagi. Oleh karenanya maksud dilapangkan rizki adalah rizkinya diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Meskipun rizkinya tidak berubah namun Allah kasih keberkahan, rizki yang tidak berubah tersebut ternyata banyak manfaatnya, membawa faidah, dia gunakan untuk beramal shalih & untuk hal-hal yang di cintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Demikian juga, dengan maksud dari dipanjangakan umurnya, yaitu umurnya tidak berubah, tetap begitu saja sesuai dengan yang ditakdirkan.

Akan tetapi Allah berkahi umurnya, sehingga umurnya bisa dia gunakan untuk banyak kebaikan, banyak beribadah atau mungkin dia hindarkan dari sakit yang mengganggu keberkahan umurnya.

Artinya diberkahi umurnya sehingga waktunya benar-benar bermanfaat seakan-akan umurnya panjang.

Karena kita dapati seseorang memiliki umur yang panjang namun tidak bermanfaat atau yang bermanfaat hanya sedikit dari umurnya atau sebagian waktu umurnya hilang sia-sia (tidak ada manfaatnya).

Maka Allah berkahi orang ini tatkala dia menyambung silaturahmi, seluruh umurnya bermanfaat. Ini adalah faidah yang luar biasa

- Pendapat Kedua.
Bahwasanya dibawakan makna ini kepada makna yang hakiki, artinya benar-benar dipanjangkan umurnya dan benar-benar dilapangkan rizkinya.
Dan kita tahu bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala bisa merubah takdir yang berada di tangan para malaikat sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
يَمْحُوا۟ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلْكِتَٰبِ

"Allah Subhanahu wa Ta'ala menghapuskan apa yang Allah kehendaki dan menetapkan (apa yang Allah kehendaki), dan di sisi Allah ada Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)." (QS Ar-Ra'd: 39)

Jadi, malaikat mungkin diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mencatat umur hamba, misalnya umurnya 60 tahun, kemudian karena hamba ini bersilaturahmi maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menyuruh mencatat umurnya menjadi 70 tahun, yang perubahan ini (yaitu dari 60 menjadi 70).

Semua sudah tercatat di Lauhul Mahfuzh. Tidak ada perubahan di Lauhul Mahfuzh.

Makanya Allah mengatakan, "Dan di sisi Allah ada Ummul Kitab," dan Ummul Kitab tidak berubah, proses perubahan 60 menjadi 70 semua sudah tercatat di Lauhil Mahfuzh.

Seakan-akan tercatat di Lauhul Mahfuzh bahwasanya orang ini akan beramal shalih sehingga yang tadinya dicatat oleh malaikat awalnya 60 tahun kemudian karena dia beramal sholih maka Allāh perintahkan menjadi 70 tahun.

Demikian juga dengan rizki, yang tadinya dicatat tertentu oleh malaikat tetapi karena dia bersilaturahim maka ditambah rizkinya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan semuanya telah tercatat di  Lauhul Mahfuzh.

Dan Wallahu A'lam bish shawab, saya lebih condong kepada pendapat yang kedua.

Karena kenyataan yang ada silatiurahim benar-benar merupakan sebab dipanjangkan umur dan sebab ditambahkan rizki.
Betapa banyak orang yang menyambung silaturahim kemnudian rizkinya ditambah-tamba oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, berapa banyak orang yang menyambung silaturahim umurnya ditambah, misalnya dijauhkan dari sakit.

Mungkin harusnya dia celaka tapi dihindarkan dari kecelakaan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga bertambah umurnya.
Semoga Allah  Subhanahu wa Ta’ala memberkahi harta kita dan Umur kita dan semoga Allah mudahkan kita untuk bersilaturahmi.

Sumber :  Group WA-NDI Dirosah Islamiyah.
                  Dr. Firanda Andirja, M.A.
                 Kitab Bulughul Maram | Kitabul Jami’ 

No comments:

Post a Comment