03 January 2019

SYAFA’AT

Kufi SquareAl-Ghuroba
                                   

                                             Syafa'at                                            

Halaqah yang ke-13 dari Silsilah kita kali ini adalah tentang “Syafa’at”.

Syafa’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat.

Allah dan Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafa’at pada hari kiamat.

Diantara bentuknya adalah bahwasanya Allah mengampuni seorang Muslim dengan perantara do’a orang yang telah Allah izinkan untuk memberikan syafa’at.



Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya.

Dan modal utama untuk mendapatkan syafa’at akhirat adalah:
1. Bertauhid.

2. Dan bersihnya seseorang dari kesyirikan.

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda ketika Beliau mengabarkan tentang bahwasanya Beliau memiliki syafa’at pada hari kiamat, Beliau mengatakan:


فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ الله مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لا يُشْرِكُ بِالله شَيْئًا
Syafa’at itu akan didapatkan insyaAllah oleh setiap orang yang mati dari umatku yang tidak menyekutukan Allah sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)

Merekalah orang-orang yang Allah ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki.

Allah berfirman:

…وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ…
“…Dan mereka (yaitu para nabi, para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan syafa’at kecuali bagi orang-orang yang Allah ridhai…”.(QS: Al-Anbiya: 28)

Syafa’at di akhirat ini berbeda dengan syafa’at di dunia karena seseorang pada hari kiamat tidak bisa memberikan syafa’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sampai meskipun dia adalah seorang nabi atau seorang malaikat sekalipun.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :


ﻣَﻦ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَﻩُۥٓ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِۦ ٓ

Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allah Ta’ala kecuali dengan izin-Nya.(QS Al Baqarah: 255)

Oleh karena itu permintaan syafa’at hanya ditujukan kepada Allah, Zat yang memilikinya.

Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya:

“Ya Allah, aku meminta syafa’at Nabi-Mu.”

Ini adalah cara meminta syafa’at yang diperbolehkan.

Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam seperti mengatakan:
“Ya Rasulullah, berilah aku syafa’atmu.”

Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah kepada makhluk dengan maksud meraih syafa’atnya.

Karena cara seperti ini adalah cara yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


ﻭَﻳَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻀُﺮُّﻫُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻭَﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﻫَٰﺆُﻟَﺎﺀِ ﺷُﻔَﻌَﺎﺅُﻧَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۚ ﻗُﻞْ ﺃَﺗُﻨَﺒِّﺌُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﻟَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ۚ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻰٰ ﻋَﻤَّﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﻥ

“Dan mereka menyembah kepada selain Allah, sesuatu yang tidak memudharati mereka dan tidak pula memberikan manfaat.

Dan mereka berkata: ‘Mereka adalah pemberi syafa’at bagi kami disisi Allah.’

Katakanlah: ‘Apakah kalian akan mengabarkan kepada Allah sesuatu yang Allah tidak ketahui di langit maupun di bumi?’.

Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (QS: Yunus: 18)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.


وبالله التوفيق والهداية.


والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Saudaramu, ‘Abdullah Roy’

   Sumber:  - Materi audio Group-WA HSI ‘Abdullah Roy.
                    -Transkrip-copas from: https://doadankajianislamiblog.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment