WAG Dirosah Islamiyah
Dewan Fatwa
Perhimpunan Al-Irsyad
Selasa, 26 Rabi’ul
Awwal 1440 H / 04 Desember 2018 M,
Dr. Firanda Andirja,
M.A.
Kitab Bulughul Maram |
Kitabul Jami’
Pembahasan 12 |
Bab 01 | Adab | Hadits
10: “Adab-Adab Bersin”
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Para ikhwan dan
akhwat,
Dari Nabi shallallahu
'alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: اَلْحَمْدُ الله,
وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ يَرْحَمُكَ الله, فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ الله,
فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ الله, وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ (أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ)
"Jika salah
seorang dari kalian bersin maka hendaknya dia mengatakan "Alhamdulilah" dan saudaranya yang mendengarnya mengucapkan "Yarhamukallah".
Jika saudaranya
mengucapkan "Yarhamukallah" maka yang bersin tadi menjawab
lagi dengan mengatakan "Yahdikumullah wa yushlihu ba lakum" (semoga
Allah memberi petunjuk kepada kalian dan semoga Allah
meluruskan/memperbaiki urusanmu."
(HR Imam Al Bukhari no
5756, versi Fathul Bari no 6224)
Hadits ini berkaitan
tentang adab bersin dan adab orang yang mendengar bersin.
PERTAMA | Berkaitan dengan orang yang bersin.
Orang yang bersin, dia
telah mendapatkan nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga
tatkala dia bersin keluar kotoran dari tubuhnya. Dan dia merasa lebih ringan
daripada dia bersin tersebut terpendam dalam dirinya maka hendaknya dia
mengucapkan "Alhamdulillah".
Dan sebagian orang
menyatakan bahwasanya bersin menunjukkan sehatnya seseorang. Kita tidak
berbicara tentang orang yang bersin melulu menunjukkan dia sakit, tidak! Tapi
kita berbicara tentang yang bersin terkadang yang dialami oleh seseorang.
Ini adalah nikmat yang
menunjukkan tubuhnya sehat sehingga keluar dari tubuhnya hawa tersebut sehingga
dia mengucapkan "Alhamdulillah".
Dan ini peringatan
bagi kita, kalau sekedar bersin (saja) kita dianjurkan untuk mengucapkan Alhamdulillah
(memuji Allah atas nikmat tersebut), maka bagaimana lagi
dengan nikmat-nikmat yang lain?
Oleh karenanya
hendaknya sering kita memuji Allah, tatkala kita berdzikir (mengucapkan)
Alhamdulillah setelah shalat, benar-benar kita renungkan makna Alhamdulillah.
Bahwasanya terlalu
banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, yang terkadang kita lupa untuk
bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, lupa untuk memuji Allah
Subhanahu wa Ta'ala yang memudahkan nikmat tersebut kepada kita.
Kemudian tatkala dia
bersin, hendaknya dia memperhatikan adab, sebagaimana Nabi shallallahu
'alayhi wa sallam tatkala Beliau Rasulullah bersin.
Rasulullah kalau bersin:
-Beliau meletakkan
tangan beliau di mulutnya atau meletakkan bajunya sehingga tidak tersebar
kemana-mana.
-Beliau melemahkan
suara beliau tatkala bersin.
Oleh karenanya,
seseorang tatkala bersin jangan dia menggelegar dengan sekeras-kerasnya,
kemudian lehernya/kepalanya dipalingkan ke kanan dan ke kiri sehingga
tersebarlah virus-virusnya, tidak!
Tapi dia berusaha
mengecilkan suaranya dan berusaha menutup mulutnya. Ini adab dalam bersin
sehingga dia tidak mengganggu orang lain.
Karena ada orang yang
tatkala bersin sengaja menggelegar, (tetapi) ada orang yang tidak sengaja
(yang) tidak mampu menahan suaranya. Ini mendapat udzur.
-Yang sengaja untuk
melepaskan suaranya, ini tidak diperbolehkan.
Kemudian,
KEDUA | Adab orang yang mendengar tatkala mendengar
seorang bersin.
Maka dia menjawab:
يَرْحَمُكَ اللهُ
"Semoga Allah memberi rahmat kepada engkau."
Engkau telah
mendapatkan nikmat maka semoga Allah menambah rahmat kepada engkau.
Para ulama berbicara:
BAGAIMANA KALAU ADA ORANG YANG TIDAK
MENGUCAPKAN ALHAMDULILLAH?
(Maka) kita tidak
mengucapkan Yarhamukallah kepada dia.
Dalam hadits
disebutkan:
عَطَسَ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا وَلَمْ يُشَمِّتْ الْآخَرَ ، فَقِيلَ
لَهُ فَقَالَ :(هَذَا حَمِدَ الله ، وَهَذَا لَمْ يَحْمَدْ الله(
“Ada 2 orang yang
bersin di sisi Nabi maka Nabi mengucapkan Yarhamukallah kepada satunya dan
satunya Nabi tidak mengucapkan Yarhamukallah”.
Maka orang yang tidak
diucapkan Yarhamukallah protes:
يَا رَسُوْلُ اللهِ، سَمَّتْ هَذَا ، وَلَمْ
تُشَمِّتْنِي
"Ya Rasulullah, engkau mengucap Yarhamukallah kepada si fulan
adapun kepada aku tidak?"
Maka Nabi mengatakan:
إِنَّ هَذَا حَمِدَ اللَّهَ, وَ لَمْ تَحْمَدِ اللّهَ
“Si Fulan tadi
tatkala bersin mengucapkan Alhamdulillah, adapun engkau tidak mengucapkan
Alhamdulillah”.
(HR Imam Bukhari nomor
5757, versi Fathul Bari nomor 6225. HR Muslim nomor 5307, versi Syarh Shahih
Muslim nomor 2991)
Oleh karenanya kalau
orang yang bersin tidak mengucapkan Alhamdulillah maka kita tidak menjawab
Yarhamukallah.
Diriwayatkan dari Ibnul
Mubarak rahimahullah, tatkala ada seseorang bersin di hadapan Ibnul
Mubarak dan dia tidak mengucapkan Alhamdulillah maka Ibnul Mubarak bertanya
pada dia:
"Apa yang
diucapkan oleh orang yang bersin?"
Orang ini pun
mengatakan: "Alhamdulillah"
Maka Ibnu Mubarak kemudian mengucapkan "Yarhamukallah",
seakan-akan mengingatkan kepada orang tersebut.
(Hilyatul Auliya’
8/170)
Terkadang seseorang
lupa mengucapkan Alhamdulillah atau karena saking sibuknya lupa untuk mengucapkan
Alhamdulillah maka boleh kita mengingatkan dia agar kita mengucapkan
Yarhamukallah kepada dia.
Kemudian,
Apa Hukum Mengucapkan
Yarhamukallah?
Ada khilaf di antara
para ulama:
(1) Ada yang mengatakan fardhu 'ain, setiap orang yang
mendengar harus mengucapkan Yarhamukallah.
(2) Ada yang mengatakan fardhu kifayah, cukup sebagian
orang yang mengucapkan Yarhamukallah.
(3) Ada yang mengatakan sunnah secara mutlak.
Tapi kita berusaha
menghidupkan sunnah ini, apa hukumnya sunnah, apakah fardhu kifayah atau fardhu
'ain, kita berusaha mengucapkan Yarhamukallah kepada saudara kita yang bersin.
Kemudian,
KETIGA | Setelah kita mengucapkan Yarhamukalla, maka orang
yang bersin tadi mengucapkan:
يَهْدِيكُمُ الله, وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
"Semoga Allah memberi
hidayah kepadamu dan semoga Allah meluruskan urusanmu."
Balik mendo'akan orang
yang telah mendo'akannya dengan berdo'a.
“Sungguh indah adab
yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, saling
mendo'akan di antara sesama Muslim, menghilangkan rasa hasad dan dengki”.
Bayangkan jika seorang
saling mendo'akan di antara mereka !
Dan ini mempererat tali ukhuwah di antara kaum muslimin;
-Sangat dituntut untuk
mempererat tali ukhuwah (tali persaudaraan) di antara kaum muslimin.
-Sangat dituntut untuk
menghilangkan segala sebab-sebab yang bisa menumbuhkan perpecahan,
perselisihan, buruk sangka dan yang lain-lainnya.
Terakhir sebelum kita
tutup majelis kita yaitu pembahasan tentang:
BAGAIMANA ORANG YANG
SAKIT YANG BERSIN BERULANG-ULANG?
Maka yang wajib bagi
kita adalah untuk mengucapkan Yarhamukallah sekali saja. Ada yang mengatakan
sampai 3 kali disunnahkan, lebih dari itu tidak perlu.
Disebutkan dalam
hadits Salamah ibnil Akwa radhiyallahu Ta'ala 'anhu, bahwasanya
dia mendengar Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.
Ada seorang yang
bersin di sisi Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, maka Nabi mengatakan:
"Yarhamukallah".
ثُمَّ عَطَشَ أُخْرَ
"Kemudian orang
ini bersin lagi."
Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alayhi wa sallam mengatakan:
اَلرَّجُلُ مَزْكُوْمٌ
"Si Fulan ini
sedang sakit flu."
(HR Muslim no 5309,
versi Syarh Shahih Muslim no 2993)
Oleh karenanya ini
isyarat dari Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.
Kalau ternyata orang
ini bersinnya tidak wajar, namun karena sakit maka kita rubah do'a. Do'anya
bukan lagi Yarhamukallah tapi kita mendo'akan:
شَفَاكَ اللهُ
"Semoga Allah menyembuhkanmu."
Atau do'a-do'a yang
berkaitan dengan orang yang sakit.
Demikian.
وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
No comments:
Post a Comment