09 December 2018

“Adab-Adab Bersin”


WAG Dirosah Islamiyah
Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad

Selasa, 26 Rabi’ul Awwal 1440 H / 04 Desember 2018 M,

Dr. Firanda Andirja, M.A.
Kitab Bulughul Maram | Kitabul Jami’ 

Pembahasan 12 |
Bab 01 | Adab | Hadits 10: “Adab-Adab Bersin”


الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Para ikhwan dan akhwat,
Dari Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: اَلْحَمْدُ الله, وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ يَرْحَمُكَ الله, فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ الله, فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ الله, وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ (أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ)

"Jika salah seorang dari kalian bersin maka hendaknya dia mengatakan "Alhamdulilah" dan saudaranya yang mendengarnya mengucapkan "Yarhamukallah".
Jika saudaranya mengucapkan "Yarhamukallah" maka yang bersin tadi menjawab lagi dengan mengatakan "Yahdikumullah wa yushlihu ba lakum" (semoga Allah memberi petunjuk kepada kalian dan semoga Allah meluruskan/memperbaiki urusanmu."
(HR Imam Al Bukhari no 5756, versi Fathul Bari no 6224)

Hadits ini berkaitan tentang adab bersin dan adab orang yang mendengar bersin.

 PERTAMA | Berkaitan dengan orang yang bersin.

Orang yang bersin, dia telah mendapatkan nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga tatkala dia bersin keluar kotoran dari tubuhnya. Dan dia merasa lebih ringan daripada dia bersin tersebut terpendam dalam dirinya maka hendaknya dia mengucapkan "Alhamdulillah".

Dan sebagian orang menyatakan bahwasanya bersin menunjukkan sehatnya seseorang. Kita tidak berbicara tentang orang yang bersin melulu menunjukkan dia sakit, tidak! Tapi kita berbicara tentang yang bersin terkadang yang dialami oleh seseorang.

Ini adalah nikmat yang menunjukkan tubuhnya sehat sehingga keluar dari tubuhnya hawa tersebut sehingga dia mengucapkan "Alhamdulillah".

Dan ini peringatan bagi kita, kalau sekedar bersin (saja) kita dianjurkan untuk mengucapkan Alhamdulillah (memuji Allah atas nikmat tersebut), maka bagaimana lagi dengan nikmat-nikmat yang lain?

Oleh karenanya hendaknya sering kita memuji Allah, tatkala kita berdzikir (mengucapkan) Alhamdulillah setelah shalat, benar-benar kita renungkan makna Alhamdulillah.

Bahwasanya terlalu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, yang terkadang kita lupa untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, lupa untuk memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memudahkan nikmat tersebut kepada kita.

Kemudian tatkala dia bersin, hendaknya dia memperhatikan adab, sebagaimana Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam tatkala Beliau Rasulullah bersin.

Rasulullah kalau bersin:
-Beliau meletakkan tangan beliau di mulutnya atau meletakkan bajunya sehingga tidak tersebar kemana-mana.
-Beliau melemahkan suara beliau tatkala bersin.

Oleh karenanya, seseorang tatkala bersin jangan dia menggelegar dengan sekeras-kerasnya, kemudian lehernya/kepalanya dipalingkan ke kanan dan ke kiri sehingga tersebarlah virus-virusnya, tidak!

Tapi dia berusaha mengecilkan suaranya dan berusaha menutup mulutnya. Ini adab dalam bersin sehingga dia tidak mengganggu orang lain.

Karena ada orang yang tatkala bersin sengaja menggelegar, (tetapi) ada orang yang tidak sengaja (yang) tidak mampu menahan suaranya. Ini mendapat udzur.

-Yang sengaja untuk melepaskan suaranya, ini tidak diperbolehkan.

Kemudian,

KEDUA | Adab orang yang mendengar tatkala mendengar seorang bersin.

Maka dia menjawab:
يَرْحَمُكَ اللهُ
"Semoga Allah memberi rahmat kepada engkau."

Engkau telah mendapatkan nikmat maka semoga Allah menambah rahmat kepada engkau.

Para ulama berbicara:

 BAGAIMANA KALAU ADA ORANG YANG TIDAK MENGUCAPKAN ALHAMDULILLAH?
(Maka) kita tidak mengucapkan Yarhamukallah kepada dia.
Dalam hadits disebutkan:

عَطَسَ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا وَلَمْ يُشَمِّتْ الْآخَرَ ، فَقِيلَ لَهُ فَقَالَ :(هَذَا حَمِدَ الله ، وَهَذَا لَمْ يَحْمَدْ الله(

“Ada 2 orang yang bersin di sisi Nabi maka Nabi mengucapkan Yarhamukallah kepada satunya dan satunya Nabi tidak mengucapkan Yarhamukallah”.

Maka orang yang tidak diucapkan Yarhamukallah protes:
يَا رَسُوْلُ اللهِ، سَمَّتْ هَذَا ، وَلَمْ تُشَمِّتْنِي

"Ya Rasulullah, engkau mengucap Yarhamukallah kepada si fulan adapun kepada aku tidak?"

Maka Nabi mengatakan:
إِنَّ هَذَا حَمِدَ اللَّهَ, وَ لَمْ تَحْمَدِ اللّهَ
“Si Fulan tadi tatkala bersin mengucapkan Alhamdulillah, adapun engkau tidak mengucapkan Alhamdulillah”.
(HR Imam Bukhari nomor 5757, versi Fathul Bari nomor 6225. HR Muslim nomor 5307, versi Syarh Shahih Muslim nomor 2991)

Oleh karenanya kalau orang yang bersin tidak mengucapkan Alhamdulillah maka kita tidak menjawab Yarhamukallah.

Diriwayatkan dari Ibnul Mubarak rahimahullah, tatkala ada seseorang bersin di hadapan Ibnul Mubarak dan dia tidak mengucapkan Alhamdulillah maka Ibnul Mubarak bertanya pada dia:

"Apa yang diucapkan oleh orang yang bersin?"
Orang ini pun mengatakan:  "Alhamdulillah"
Maka Ibnu Mubarak kemudian mengucapkan "Yarhamukallah", seakan-akan mengingatkan kepada orang tersebut.
(Hilyatul Auliya’ 8/170)

Terkadang seseorang lupa mengucapkan Alhamdulillah atau karena saking sibuknya lupa untuk mengucapkan Alhamdulillah maka boleh kita mengingatkan dia agar kita mengucapkan Yarhamukallah kepada dia.

Kemudian,
Apa Hukum Mengucapkan Yarhamukallah?

Ada khilaf di antara para ulama:
(1) Ada yang mengatakan fardhu 'ain, setiap orang yang mendengar harus mengucapkan Yarhamukallah.
(2) Ada yang mengatakan fardhu kifayah, cukup sebagian orang yang mengucapkan Yarhamukallah.
(3) Ada yang mengatakan sunnah secara mutlak.

Tapi kita berusaha menghidupkan sunnah ini, apa hukumnya sunnah, apakah fardhu kifayah atau fardhu 'ain, kita berusaha mengucapkan Yarhamukallah kepada saudara kita yang bersin.

Kemudian,

KETIGA | Setelah kita mengucapkan Yarhamukalla, maka orang yang bersin tadi mengucapkan:
يَهْدِيكُمُ الله, وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

"Semoga Allah memberi hidayah kepadamu dan semoga Allah meluruskan urusanmu."
Balik mendo'akan orang yang telah mendo'akannya dengan berdo'a.

“Sungguh indah adab yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, saling mendo'akan di antara sesama Muslim, menghilangkan rasa hasad dan dengki”.

Bayangkan jika seorang saling mendo'akan di antara mereka !
 Dan ini mempererat tali ukhuwah di antara kaum muslimin;

-Sangat dituntut untuk mempererat tali ukhuwah (tali persaudaraan) di antara kaum muslimin.

-Sangat dituntut untuk menghilangkan segala sebab-sebab yang bisa menumbuhkan perpecahan, perselisihan, buruk sangka dan yang lain-lainnya.

Terakhir sebelum kita tutup majelis kita yaitu pembahasan tentang:

BAGAIMANA ORANG YANG SAKIT YANG BERSIN BERULANG-ULANG?

Maka yang wajib bagi kita adalah untuk mengucapkan Yarhamukallah sekali saja. Ada yang mengatakan sampai 3 kali disunnahkan, lebih dari itu tidak perlu.

Disebutkan dalam hadits Salamah ibnil Akwa radhiyallahu Ta'ala 'anhu, bahwasanya dia mendengar Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.

Ada seorang yang bersin di sisi Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, maka Nabi mengatakan: "Yarhamukallah".
ثُمَّ عَطَشَ أُخْرَ
"Kemudian orang ini bersin lagi."

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam mengatakan:
اَلرَّجُلُ مَزْكُوْمٌ
"Si Fulan ini sedang sakit flu."
(HR Muslim no 5309, versi Syarh Shahih Muslim no 2993)

Oleh karenanya ini isyarat dari Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam.
Kalau ternyata orang ini bersinnya tidak wajar, namun karena sakit maka kita rubah do'a. Do'anya bukan lagi Yarhamukallah tapi kita mendo'akan:

شَفَاكَ اللهُ
"Semoga Allah menyembuhkanmu."

Atau do'a-do'a yang berkaitan dengan orang yang sakit.

Demikian.

وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

No comments:

Post a Comment