‘Taushiyah Mufidah’
Senin,02 Rabi Al Tsani
1440 H/10 Desember 2018 M
Oleh : Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny, MA حفظه
الله تعالى
Ketika mereka mengajak untuk melestarikan ajaran nenek moyang, aku
memilih melestarikan ajaran yang engkau bawa, karena menurutku
engkaulah NENEK MOYANGKU yang paling mulia… engkaulah nenek moyang yang paling kucinta.
Ketika mereka mengajak untuk memuliakan kyai, sehingga seringkali mereka memelintir sabdamu agar sesuai dengan perkataan kyai… aku lebih
memilih engkau sebagai ‘MAHA KYA’I, kubenarkan semua sabdamu, dan kuterima
dengan apa adanya sebagaimana dipahami para sahabatmu… sungguh akan kuplintir
perkataan siapapun yang menyelisihi sabdamu… karena sabdamu adalah barometer untuk perkataan semua kyai, siapapun dia dan darimanapun
asalnya.
Ketika banyak kalangan menyuruh atau bahkan mengharuskan
untuk menghidupkan tradisi dalam masyarakat…
aku lebih memilih untuk menghidupkan
TRADISI yang kau bawa, tradisi yang telah diperaktekkan oleh masyarakatmu, para sahabatmu… memang tradisi yang tidak bertentangan dengan tradisimu akan kutolerir… bukan aku membenci
tradisi daerahku, tapi karena aku
lebih mencintaimu dan tradisimu melebihi
siapapun, melebihi tradisi manapun.
Ketika mereka mengajak beribadah dengan ritual sesepuh yang sudah mendarah daging… aku lebih
memilih dan mencintai RITUAL ibadah yang kau ajarkan, tidak
akan kutambah karena tidak mungkin
aku atau siapapun lebih pintar darimu… dan tidak ingin
kukurangi, karena itu akan mengurangi
pahalaku… bahkan andai ritual ibadah sesepuh itu sudah
mendarah daging pada diriku, aku
rela untuk mengganti darah dan daging itu,
karena aku memang sangat mencintaimu, Engkaulah ‘SESEPUHKU’ yang paling Sempurna.
Ketika banyak orang merasa bangga dengan
budaya barat, aku memilih untuk
bangga dengan BUDAYAMU,
karena budayamu itu mengumpul kan
kesucian, kemuliaan,
kewibawaan, keindahan, kebahagiaan, dan
sifat penyempurna
lainnya… aku
mencintaimu, oleh karenanya aku merasa
bangga dengan budayamu.
Saking besarnya cintaku kepadamu, aku ikrarkan sebagaimana
perkataan para sahabatmu: “Demi
engkau kurelakan bapak ibu kami sebagai tebusan“.
Semoga Allah meneguhkanku
di atas jalanmu dan para sahabatmu… merekalah para salafku… hanya dengan itulah
aku pantas berharap; semoga nanti dikumpulkan bersama mereka, di dalam FirdausNya, amin.
Sumber :http://bbg-alilmu.com/archives/14359
Dishare ulang :
🌐 WAG
Dirosah Islamiyah
Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
No comments:
Post a Comment